Kami
merasa lega, pada ahirnya cair juga
Tunjangan para Guru Swasta tersebut, meskipun tidak sesuai dengan target kami
sebelumnya. Meskipun masih banyak yang kurang puas dengan tunjangan tersebut.
Beberapa diantaranya menyadari bahwa apa yang didapatkan sudah sesuai dengan
yang sebenarnya memang harus didapatkan, meskipun ada yang belum mendapatkan
sesuai dengan yang seharusnya dia dapatkan. Usaha tidak akan menghianati hasil,
meskipun hasil tersebut tidak dirasakan sekarang, atau hasil tersebut tidak
berbentuk finansial.
Mungkin benar motto dari rekan saya tentang
layanan yang diberikan, “Anda
Puas Kami lemas”. Kalau saya yang membuat motto tersebut bukan hanya lemas,
namun seharusnya adalah “Anda puas kami kepleh”, hal ini muncul karena
pemberkasan yang tak kunjung tuntas dengan berbagai alasan, dari mulai aplikasi
yang maintenance karena disesuaikan dengan aturan, para guru yang telat dalam
pemberkasan hingga data berkas pencairan dengan sistem baru yang harus kami
ikuti. Nyaris tidak ada hari libur buiat kami agar pekerjaan tersebut segera
tuntas.
Ribuan berkas yang harus saya pelototi
satu persatu, beberapa berkas yang tidak sesuai harus dikembalikan untuk
direvisi, ada juga yang mencoba kejelian dan ketelitian kami, dimana ada
beberapa orang iseng yang memalsukan dokumen. Tangan saya yang “nruthus” pagi
itu memilah satu persatu tumpukan berkas para pendidik tersebut, menemukan
pemalsuan tanda tangan pejabat. Nekad juga orang ini, apakan orang yang
memalsukan tersebut tidak berfikir bahwa berkas tersebut akan kami teliti ??
apa mereka berfikir bahwa lebih dari tiga ribu berkas tersebut akan ditumpuk
begitu saja tanpa diteliti ??.
Meskipun seseorang dalam menanda
tangani ribuan berkas tidak akan sama persis, namun guratan pena tersebut
merupakan guratan yang khas dimana selalu ada perbedaan dari guratan tangan
yang berbeda, kecuali bagi yang sudah terbiasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar