Guru adalah seorang pendidik
profesional. Sebagai pendidik profesional, guru harus memiliki sifat-sifat
mendidik. Naluri mendidik sudah harus ada dan berkembang dalam kepribadian guru
sejak awal. Meskipun demikian, guru adalah manusia biasa yang memiliki
emosi juga tidak luput dari kesalahan. Kalau siswa sudah suka dengan kita,
rasanya setengah energi kita sudah tersalurkan karena mendapat energi positif
dari siswa. Berbeda dengan siswa yang tidak suka dengan kita, pasti suasana
kelas susah diatur dan energi kita menjadi terkuras. Ada beberapa prilaku
negatif yang harus dihindari seorang guru ketika sudah menjadi profesinya:
a. Jarang
masuk
Tidak sedikit guru yang sibuk dengan
kegiatan di luar sekolah, mungkin untuk urusan keluarga atau bisnis.
Kepentingan Bisnis dan keluarga boleh dilakukan asal tidak mengganggu kegiatan
belajar di kelas, apalagi sampai tidak masuk dan mengabaikan tugasnya mengajar.
Mungkin siswa akan senang kalau jam pelajaran kosong, namun sikap hormat siswa
akan berkurang. Siswa yang pandai akan kecewa karena tidak mendapatkan materi
pembelajaran sebagai mana mestinya dan waktunya terbuang sia-sia. Dan tentu
saja kelas yang ditinggal kosong akan menjadi ramai, siswa-siswi berkeliaran
mondar-mandir tanpa kontrol jika tidak ada pengganti dari pihak sekolah.
Ketika seorang guru jarang masuk
tidak mengajar atau sering izin, maka disamping menjadi sorotan wali siswa,
tentu saja membuat kepala sekolah resah karena kedisiplinan tidak terlaksana.
b. Berkata
kasar
Menjadi guru segala apa yang
diperbuat oleh guru digugu dan ditiru.
Slogan yang amat melekat pada
jati diri sosok guru yang diciptakan oleh pahlawan kita Ki Hajar Dewantara” Ing Ngarsa Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani” yang memiliki
arti bahwa slogan ini dapat terus membangkitkan semangat guru di Indonesia
untuk senantiasa memberikan teladan yang baik dan selalu berupaya membangkitkan
semangat dan motivasi belajar para peserta didik sehingga bisa membentuk
generasi muda penerus bangsa yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.
Perkataan guru terhadap siswa harus
halus, memikat, dan penuh perhatian. setiap bimbingan, nasehat, dan perkataan
harus disampaikan dengan lemah lembut. Kalaupun siswa susah dinasehati, cukup
dengan kata-kata yang tegas dan konsisten. Siswa akan memahami apa yang boleh
dan tidak boleh jika kita tegas. Ya.. cukup dengan ketegasan saja, tegas
berbeda dengan kasar. Hindari mengeluarkan perkataan kasar, bernada tinggi dan
ancaman. Jika itu terjadi, tidak ada efektivitas dalam pembelajaran yang
dilakukan. siswa akan mencemooh dan mngolok-olok guru yang sering berkata
kasar, pada akhirnya siswa akan dendam pada gurunya. Sekarang banyak kejadian
guru dianiaya siswanya, itu juga karena mungkin siswa merasa disakiti hatinya
melalui ucapan.
c. Guru
sering ngerumpi atau menggunjing
Islam mengajarkan kita untuk menjaga
lisan dengan ucapan yang baik. Namun, sering kali manusia tergoda untuk
membicarakan orang lain, merendahkan, hingga memfitnah orang lain sehingga
dapat merusak kerukunan. Apalagi seorang guru yang patut dicontoh dalam segala
tingkah baik lisan maupun perbuatan.
Allah berfirman dalam Surat An-Nur
Ayat 19, "Siapapun
gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang
lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat."
Apalagi jika cerita yang digosipkan
itu merupakan berita bohong, tidak sesuai fakta atau hanya berdasarkan
prasangka, jelas lebih besar dosanya.
Bagi para guru. Sekolah adalah
tempat bagi mereka untuk belajar mengajar, belajar mendidik. Belajar menemukan
cara yang tepat untuk mengenalkan sesuatu yang baru pada siswa-siswanya.
Belajar bagaimana mengajari mereka melakukan hal-hal baru. Belajar mendampingi
mereka memasuki dunia baru. Sekolah adalah tempat bagi para guru untuk menjadi
sosok inspiratif. Agar siswa-siswanya terinspirasi. Karena guru memang sudah
seharusnya menjadi inspirasi bagi siswa-siswanya.
Amat tidak eloklah jika seorang guru
suka membicarakan orang lain dan tidak ada manfaatnya pula, hanya
menyia-nyiakan waktu yang seharusnya untuk belajar.(Masrukah)
Jos gandos
BalasHapusNah tuh...dibilangin kok, jangan ja'im
BalasHapus