Yeni
Siswanti, Dia selalu tersenyum manis pada semua orang, wajahnya yang cantik
menambah senyumnya semakin manis.Usianya sepuluh tahun lebih muda dariku. Meskipun
hanya beberapa kali saya bertemu dengannya, namun seakan kami sahabat lama,
terlebih ketika dia masih menjabat sebagai bendahara, beberapa kali dia
konsultasi online. Dia kerja pantang menyerah. Pernah suatu malam saya harus memverifikasi hasil pekerjaanya. Mungkin
dia sekalian sholat malam ketika kirim data online tersebut. Seperti biasanya,
aplikasi lebih mudah diakses pada malam hari, ketika banyak orang yang tidak
menggunakan akses tersebut pada jam kerja. Beberapa guru yang biasa sholat
malam, memanfaatkan moment malam hari untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang
berkaitan dengan aplikasi.
Pagi
ini Kamis, 19 September 2019 kabar duka ibu saya terima tepat ketika mata ini baru
saja terbuka setelah terlelap menikmati malam, saya menerima berita WA bahwa sahabat saya kelahiran 21
Pebruari 1983, meninggal dunia. Memang beberapa hari ini perempuan cantik yang
baru mengkhitankan anaknya ini dirawat dirumah sakit. Siapapun yang mendengar
bahwa dia beberapa kali perempuan dengan dua anak ini harus keluar masuk rumah
sakit tidak akan percaya bahwa permpuan cantik ini menderita penyakit berat. Canda
dan tawanya mampu menyembunyikan derita yang dialaminya. Dia selalu memberikan
semangat kepada teman temannya.
Semangat
kepemimpinan menurun dari darah Bapaknya yang seorang Kepala Desa, beberapa kegiatan
diluar Madrasah diikuti tanpa harus meninggalkan tugas utama sebagai seorang
Ibu Rumah Tangga, sebagai seorang pendidik yang mempunyai dedikasi tinggi. Kepergiannya
meninggalkan duka bagi para sahabatnya. Baik di fatayat, maupun di PKK, apalagi
sesame insan pendidik dan tenaga kependidikan serta peserta didiknya, terlebih
kedua anaknya, Alya Tazkia Salsabila dan Ahmad Rafi Haidar.
Pertama
kali saya bertemu dengan Bendahara MTs swasta dengan siswa terbanyak se
Kabupaten Banyuwangi ini ketika monitoring penggunaan dana BOS, guru swasta ini pekerjaannya
terlihat rapi, sesuai dengan orangnya yang menyenangkan ketika dipandang,
tulisannya nyaris sempurna, sangat tidak mudah menemukan kesalahannya. Dia selalu
memulai dengan senyum ketika menjelaskan apa yang kami Tanya. Padahal tidak
mudah mengelola dan mempertanggung jawabkan dana yang begitu besar, namun
perempuan tangguh ini mampu melaksanakannya.
Penyakit
yang dideritanya mengakibatkan dia harus berhenti dari pengelola dana BOS, hal
ini mengakibatkan kalang kabut sahabat sahabatnya, seorang teman setianya, Anis
Setiyorini mengabarkan hal tersebut, dian menyesalkan mengapa dia tidak belajar
mengelola dana keuangangan ketika B Yeni masih sehat, karena tidak menyangka
semuanya bahwa peremouan energik tersebut akan mendapatkan penyakit yang
mengakibatkan B Yeni tidak boleh berfikir yang menguras tenaga. begitulah ketentuannya,
kita tidak akan tahu dengan pasti apa yang akan terjadi kemudian.
Beberapa
bulan yang lalu saya masih bertemu dengannya ketika pelaksanaan Aksioma atau
Porseni tingkat MTs Kabupaten Banyuwangi. Guru cantik ini memberikan semangat kepada
peserta didiknya yang sedang bertanding menjadi yang terbaik dalam bidangnya. Suaranya
yang renyah mudah dikenali dan memberikan inspirasi tersendiri. Tak terlihat
bahwa dibalik keceriaannya tersebut dia menyembunyikan penyakit yang tidak
mudah untuk mengobatinya. Keceriaanya mampu menebarkan aura positif kepada
siapa saja yang bertatap muka dengannya, hubungannya dengan peserta didik
nyaris tanpa batas, dia begitu dekat dengan para siswa ini, seperti seorang ibu
dengan anak kandungnya.
Tidak
sengaja saya bertemu dengan rombongan B Yeni beserta semua guru dan peserta
didik seusai Porseni ketika saya menikmati panorama di Pantai BOOM, anak anak
yang mengikuti Porseni diajak serta menikmati destinasi wisata wilayah
Kecamatan Banyuwangi ini. Anak anak begitu menikmati pemandangan alam pantai
dengan hamparan pasir yang dapat digunakan lapangan sepak bola tersebut, Jeprat
jepret B Yeni dengan telaten mengabadikan tingkah jenaka anak didiknya. Para b
guru juga nggak kalah bertarung selfie pada patung garuda yang terdapat ditepi
pantai tersebut, terlebih Anis Setyorini, perempuan cantik semampai ini seperti
bidadari terbang ketika berpose pada sayap garuda, gayanya benar benar seperti
bidadari bersayap yang siap terbang kepelaminan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar