Satu
lagi langkan terpadu dilakukan dalam melaksanakan gemar membaca bagi siswa
dengan Gerakan Literasi madrasah, dimana dalam gerakan ini peserta didik bukan
hanya dibudayakkan untuk menulis, namun juga diajari bagaimana menuangkan ide
dan gagasan dalam bentuk karya tulis, bauk karya tulis fiksi maupun non fiksi.
Gerakan Literasi Madrasah ini merupakan salah satu dari program Gerakan Ayo
Membangun Madrasah, dimana peserta didik berikut tenaga Pendidik dan
Kependidikan digali potensinya untuk bersama sama maju meniungkatkan sumber
daya yang unggul.
Kita
menyadari bahwa setiap manusia mempunyai keunggulan masing masing, karenanya keunggulan
yang berbeda tidak dapat diterapkan pada bidang yang sama. Menyadari hal
tersebut Gerakan Ayo Membangun Madrasah berupaya untuk menggali segala potensi
yang dimiliki oleh peserta didik yang harus diawali oleh peningkatan kemampuan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, dimana Tenaga pendidik dan
kependidikan ini harus diprioritaskan sebelum menggali potensi dari peserta
didik.
Menuiskan
ide dan gagasan dalam bentuk tulisan bukankah hal yang mudah. Karena bahasa
tulisan sedikit berbeda dengan bahasa lesan, dimana dalam bahasa tulisan ini
sebelum dipublikasikan masih dapat diedit dan disempurnakan, karenanya
rangkaian dan pilihan kata yang tepat sangat diperlukan dalam Bahasa Tulisan,
karenanya orang yag lihai dalam orasi atau Bahasa lesan, belum tentu mampu
menuangka ide dan gagasan dalam bentuk tulisan yang mudah dicerna.
Setiap
orang yang menulis, ingin tulisannya terlihat sempurna, namun banyak yang belum
dapat mewujudkan bagaimana membuat tulisan yang sempurna. Bagi saya tidak ada
tulisan manusia yang sempurna, karena ide dan gagasan selalu berkembang. Pengallaman
saya sendiri dalam menulis sebuah ide, gagasan maupun cerita, dalam menulis
tersebut jarang saya membacanya kembali sebalum tulisan saya usai, hal ini saya
maksudkan agar ide yang muncull terus mengalir sampai ide tersebut benar benar
tuntas dalam sebuah karya tulis. Saya baru mengeditnya setelah saya rasa gagasan
saya sudah habis terkuras tuntas.
Beberapa
kali saya diajak diskusi oleh para calon penulis, rata rata pertanyaan yang
mereka sampaikan tetap sama, yakni bagaimana memunculkan ide dan gagasan
tersebut dalam karya tulis, sebenarnya mereka banyak ide yang akan dituliskan
dalam sebuiah karya, namun ketika ide tersebut benar benar dituangkan dalam
sebuah tulisan yang diperkirakan berlembar lembar, namun seakan ide tersebut
habis dalam beberapa alinea saja. Beberapa penulis pemula berupaya menulis
sesuatu yang menurut saya melampaui kemampuannya. Sebenarnya idenya luar biasa,
mereka ingin menuliskan sesuatu berkelas Nasiomal maupun Internasional. Padahal
menurut saya, Kearifan lokal juga dapat berkelas Nasional maupun Internasional.
Membaca
adalah hiburan dan menjadikan Menulis sebagai hoby
Membaca
dapat dapat dijadikan sebagai salah satu wahana hiburan, disamping sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, zaman dulu (tahun
80a) kita sering meminjam buku cerita diperpustakaan sebagai salah satu hiburan
kita dikala senggang, kita sering meminjang buku dari teman untuk kita baca
secara bergantian, dan seiring dengan bergantinya waktu budaya membaca tersebut
sedikit bergeser dengan hadirnya tehnologi.Dulu kita oleh para guru diajari
untuk menulis halus, diajari bagaimana cara menulis surat yang dikirim melalui
Post, atau menulis Kartu Post, seiring waktu media menulis tersebut berubah
menjadi elektronik dimana cara menyampaikan menjadi lebih cpat dan cenderung
singkat. Tata penulisan media modern melalui Sosial media (sosmed) tidak ada
yang baku sebagaimana dalam media paper. Kemudahan media IT tersebut memnuat
kita mudah dalam mengakses informasi, namun seringkali kita hanya membaca
sebagian dari informasi tersebut yang kita anggap perllu yang kadang kita lupa
dengan prolog dari berita tersebut.
Banyak
penulis yang menyalurkan hoby menulisnya dalam media sosial, hal ini karena
dalam media sosial kita dapat menuliskan ide dan gagasan kita dengan lebih
bebas, hal ini karena dalam media sosial kita dapat mengunggah tulisan kita
sendiri tanpa melalui fiter redaktur sebagaimana dalam media cetak. Beberapa penulis
yang aktif dalam blog pribadi juga mendapatkan rupiah yang lumayan dari blog
yang dimilikinya.
Bagi
seorang guru dan jabatan Fungsional Tertentu lainnya, karya tulis merupakan sebuah
keniscayaan bagi kenaikan pangkatnya. Banyak yang menthok kepangkatannya karena
ketidak mampuan mengumpulkan angka kredit dari akibat kurangnya karya tulis
yang dimilikinya. Karena menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah karya tulis
bukanlah hal yang mudah.
Salah
satu tujuan dari Gerakan literasi Madrasah adalah menjadikan membaca media
hiburan dan menjadikan menulis sebagai hoby, disamping sebagai salah satu upaya
peningkatan Sumber daya manusia menuju industri 4.0, yakni nama tren otomasi
dan pertukaran data terkini, dimana dalam Industri 4.0 ini peran media digital
sangat diperlukan. Peningkatan SDM melalui budaya literasi sangat diperlukan
untuk mewujutkan SDM yang siap bersaing pada dunia global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar