
Penelitian
Folklor Religi Nusantara yang dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi pada hari
kedua tersebut dilaksanakan diwilayah Kecamatan Muncar, dimana didaerah ini Banyak
Folklor yang berkembang, terlebih daerah ini pernah menjadi Ibukota Kerajaan
Blambangan yang pernah Berjaya dizamannya, konon di teluk Pampang yang berada
diperairan Muncar ini pula Bayi Sunan Giri yang juga ada garis keturunan dari
Kerajaan Blambangan dari garis Ibu, dilarung ditengah laut agar nantinya dapat
terselamatkan. Konon cerita ini ada kaitannya dengan upacara adat petik laut
yang dilaksanakan masyarakat sekitar teluk pampang tersebut setiap tanggal 15
Muharam atau 15 Suro.
Dengan dipandu
Peneliti Lokal dari Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Syafaat, Peneliti
dari Litbang juga mengunjungi beberapa Situs Sejarah yang ada diwilayah
Tersebut. Hal yang menarik adalah ketika Tim mengunjungi Situs Ompak Songo yang
berada beberapa tidak lebih 300 meter dari Kampus MTs Al Islah, dimana dekat
Situs peninggalan Kerajaan Hindu tersebut dibangun Musholla, karena situs
tersebut berada dipermukiman penduduk yang mayoritas beragama Islam, dimana
Madsyarakat sekitar merawat dengan baik situs bersejarah yang kono ompak songo
tersebut sebagaimana disampaikan Jurukunci, merupakan Balairung atau Induk
Istana dimana dalam sejarah kerajaan Balairung dipergunakan sebagai tempat
musyawarah dewan menteri bersama raja. Para peziarah situs beragama Hindu
sering melakukan ritual didalam cagar budaya tersebut, dan meskipun sangat
dekat dengan Musholla, namun mereka saling menghormati.
“Sejarah dan
Folklor merupakan khazanah Budaya bangsa
yang harus kita lestarikan” Ungkap Mohammad Rofiuddin, Kepala MTs Al Islah,
Rofik (Panggilan akrabnya) tertarik dengsa yang disampaikan Tim Peneliti dari
Litbang tersebut, terlebih disekitar MTs Al Islah banyak situs bersejarah dan
Folklor atau cerita rakyat yang berkembang, karenanya sangat aneh jika masyarakat
sektar tidak mengenal situs sejarah yang ada diwilayahnya. Kepala Madrasah
penuh ide tersebut juga berharap pemerintah lebih memperhatikan perawatan beberapa
situs sejarah yang ada diwilayah Kecamatan Muncar.

Cerita cerita
Rakyat atau dikenal dengan istilah Folklor tersebut belum dibukukan, karenanya
sangat memungkinlan cerita rahyat tersebut dapat Musnah dan tergantikan dengan
cerita imajiner modern dari dunia barat, dan hal inilkah yang sangat
disayangkan oleh pemerintah dan akan terus digali, oleh Litbang Kementerian
Agama terutama yang berkaitan dengan Religi. (syafaat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar