KUNJUNGAN PUSLITBANG KEMENTERIAN AGAMA
DI PAROKI MARIA RATU DAMAI BANYUWANGI
Bertempat di
Pastoran Paroki Maria Ratu Damai Banyuwangi, tim Puslitbang Lektur Keagamaan
Kamis (20/6) melakukan kunjungan berkaitan dengan penelitian Khazanah
Kebudayaan yang dilaksanakan dari tanggal 17 hingga 23 Juni 2019. Pada
kesempatan kali ini, Tim Puslitbang yang dipimpin Dr. Deden Burhanudin didampingi
oleh Analis Data dan Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenag Kab.
Banyuwangi, Syafaat, dan Staf Penyelenggara Katolik, Maghdalena Intan ReVanda. disambut
oleh Ketua Dewan Paroki Maria Ratu Damai Banyuwangi, Arnoldus Yansen, beserta dengan salah seorang
pengurus dewan Paroki, Yoseph Sumiyatna.
Dr.Dede Burhanudin atau yang akrab dipanggil Kang Dede
menyampaikan bahwa maksud dan tujuan kedatangannya kepada pihak Gereja. “Kami
melakukan penelitian tentang inventarisasi folklor (cerita) yang berkembang di
agama-agama tentang kesalehan dan kebaikan dalam agama tersebut. Hal ini
dilakukan agar memudahkan dalam melakukan pemetaan seluruh Indonesia yang
berkaitan dengan khazanah kebudayaan dan agama” ungkapnya.
Mendengar penjelasan tersebut, pihak dari Paroki Maria
Ratu Damai menanggapi hal tersebut dengan positif. Mereka berupaya untuk menjelaskan
sejarah perkembangan dari Gereja Paroki Maria Ratu Damai sampai saat ini. “Semoga
hal yang kami sampaikan dapat membantu dalam melengkapi penelitian dan juga
akan bermanfaat dikemudian hari” ungkap Arnoldus Yansen.
Dengan adanya penelitian ini akan membantu untuk lebih
mengenalkan mengenai sejarah dan nilai-nilai kebudayaan yang beragam yang ada
di Indonesia, yang mungkin masih belum diketahui oleh kita semua. Besar harapan
agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah buku yang dapat dinikmati oleh
para pembacanya, sehingga dapat menambah wawasan mengenai Khazanah kebudayaan
yang ada di Indonesia.
Setelah diterima di Pastoran, Tim Litbang melanjutkan
penelitian di Gereja Maria Ratu Damai. Kang Dede sempat terkesima dengan Remaja
Gereja yang sedang memainkan beberapa alat music gereja dimana mereka juga memainkan
musik keroncong. “saat ini banyak anak muda yang “alergi” dengan keroncong,
namun di Banyuwangi keroncong masih diminati remaja” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar