Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Kebersamaan Tidak Harus Makan

Kebersamaan Tidak Harus Makan



Sebuah filosofi dari ungjapan “ora mangan sing penting ngumpul” bisa dimaknai sebagai kultur budaya pentingnya kebersamaan dalam senuah keluarga. Beberapa  suku dengan filosofi ini nampak dari bentuk perumahan dimana meskipun perkampungan tersebut terpencil diperdesaan, namun nampak berhimpitan satu dengan yang lain. Menghadapi masalah akan lebih mudah jika dilakukan secara bersama sama. Ada juga yang menggunakan filosofi “ora ngumpul sing penting mangan” dimana suku yang lebih mengedepankan filosofi ini bentuk perumahanannya cenderung tidak berhimpitan, bertahan untuk hidup tidak harus selalu berkumpul dalam satu koloni keluarga, bahkan ada suku yang mempunyai tradisi “melancong”, yakni pergi dari wilayahnya untuk mencari pengalaman kerja ditempat yang jauh.
Sebuah kewajiban bagi setiap makhluk hidup dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan makanan, dan ini merupakan sebuah rangkaian kehidupan yang harus dijalani. Karenanya tidak perlu diperdebatkan mengapa Tuhan menciptakan harimau yang akan memangsa makhluk hidup yang lain. Mungkin kita pernah bermimpi sebuah savana dengan berbagai binatang pemakan rumput hidup rukun dan damai tanpa binatang pemangsa, namun hal itu ternyata menimbulkan sebuah siklus ketidak seimbangan alam. Jika hal ini terjadi dimana binatang tersebut terus berkembang biak, mungkin padang savana tersebut akan penuh dan akan kehabisan bahan makanan.
Namun demikian rasa kemanusiaan dan moralitas manusia juga diperlukan sebagai nakhluk yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Meskippun sama sama akan diurai kembali ke tanah, sebagian besar orang tidak akan rela jika jasadnya diurai oleh binatang buas. Meskipun ada suku dimana ketika meninggal dunia, jasadnya diberikan kepad burung burung pemangsa daging. Meskioun ketika dimakamkan, jasad manusia juga akan dinikmati oleh cacing tanah.

Makanan dapat memperarat persatuan dan persaudaraan, namun karena makanan juga dapat menyebabkan keretakan persaudaraan dan permusuhan. Hal ini bukan kesalahan dari makanan tersebut, namun bagaimana kita memperlakukan makanan tersebut sesuai dengan koridornya, banjyak masalah yang dapat diselesaikan dimeja makan, namun juga tidak sedikit masalah yang timbul disebabkan dengan makanan.begitu juga dengan hubungan suami istri dimana dapat dilakukan di ranjang, namun banyak juga masalah yang timbul gara gara huibungan diatas ranjang.

Kebersamaan tidak harus makan makan, begitupun dengan makan makan, tidak harus dilakukan bersama sama. Banyak masalah yang dapat diselesaikan dimeja makan. Terlebih dengan dengan menggunakan filosofi jawa berupa tumpeng dimana mengandung filosofi dengan makna yang tinggi dari sebuah sistim kenegaraan. Masyarakat jawa dalam membuat tumpeng dengan berbagai pakem yang khas sehingga ketika dalam selamatan menggunakan adat jawa, akan terlihat maksud dan tujuan dari selamatan tersebut dengan melihat bentuk tumpeng yang disuguhkan, doa doa terucap dalam simbul simbul tumpeng yang disuguhkan, aoakan tumpeng tersebut untuk doa keselamatan, tum,.peng syukuran ataukan tumpeng untuk mengingat dan menyiratkan doa bagi yang sudah meninggal.
Doa tidak harus terucap melalui lesan, namun juga dapaat melalui simbul simbul yang sudah difahami bersama. Begitu juga dengan makanan yang kita suguhkan secara bersama sama, dimana dalam syukuran tersebut tidak harus berupa tumpeng. Seperti halnya yang sering kami lakukan secara bersama sama dalam satu ruangan, dimana ketika mendapatkan rizki, kami sering makan bersama, meskipun tidak harus ditempat yang mewah, karena dengan makan bersama tersebut keakraban dan soliditas sebuat tim akan mudah terbentuk.

Beberapa hari yang lalu sebagai PNS, kami menerima kekurangan tunjangan kinerja, salah satu bentuk rasa syukura kami disamping memberi kepada kaum yang lebih membutuhkan, juga kali lakukan dengan cara makan bersama dimana kami bergiliran sebagai bos yang mbayari, hingga kami hafal dengan berbegai rasa kuliner yang kami kunjungi, dan hafal juga dengan harga harga setiap warung tersebut, dan ternyata akan lebih murah dan serasa lebih nikmat ketika makan bersama sama.
Saya pernah diminta menyelesaikan masalah dari dua keluarga yang sedang “agak” berseteru, dari akibat besanan yang gagal, padahal mereka adalah tetangga dimana jamaah subuh pada masjid yang sama. Saya tidak mau ada makanan yang tersaji sia sia, sehingga ketika dalam acara “mbalekne lamaran”, acara saya dahului dengan makan makan. Karena saya khawatir ketika dua keluarga ini membahas pembatalan perbesanan, maka meraka tidak enak makan, kikuk dan lain sebagaimnay. Sehingga ketika dua keluarga ini bertemu, yang saya lakukan adalah mengajak mereka makan makan terlebih dahulu.
Saya juga pernah sedikit bersirtegang dengan rekan saya yang kebetulan menjabat sebagai Kepala Desa, dimana untuk mencairkan suasana saya diajak makan makan disebuat warung dipinggir pantai. Semilir angin dan bau sedap ikan bakar ketika saya masuk ruangan tersebut menambah nafsu untuk segera melahapnya. Dan itulah yang kami lakukan, dimana acara kami mulai dengan makan makan tanpa membahas masalah yang menjadikan kami berbeda argumen. Hal ini bukan berarti kami menambah gizi untuk ahirnya lebih kuat ngeyel ketika adu argumen, namun dari makan bersama tersebut masalah dapat terurai.
Pernah teman perempuan saya bercerita, bahwa dia ketika meminta sesuai yang special dari suaminya, dimulai dengan makan malam bersama dengan menu special, dilanjutkan dengan “ritual suami istri” yang juga dilakukan secara special. Dan hasilnya menurut teman saya tersebut hampir semua “proposal” yang diajukan di acc tanpa catatan.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog