Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » CBT untuk anak Madrasah

CBT untuk anak Madrasah


CBT untuk anak Madrasah
Seperti biasanya, agenda ngopi di warung B Dian diwarnai dengan diskusi tanpa topik yang direncanakan sebelumnya. Dan banyal ide dan gagasan yang sering muncul diwarung kopi tersebut. Terlebih diwarung B Dian dimana kopi yang disuguhkan bukan kopi buatan pabrik. Paling banter kopi buatan home industri meski harga jualnya menjadi lebih tinggi dibandingkan harga kopi pabrikan. Ada berbagai macam varian yang ditawarkannya, saya juga tertarik untuk mencobanya, kopi dengan merek menarik ini kadang membuat kita gagal faham, dan sayapun juga memesan Kopi “ngos ngosan” yang entah bagaimana rasanya.Kopi dengan ramuan aneha rempah ini dipromosikan dapat menambah gairah, meski tidak disebutkan secara rinci gairah apa yang dimaksudkan.
Rekan saya yang duduk berhadapan selesai mensruput kopinya menceritakan bahwa anaknya yang Kelas 4 diberi Pekerjaan Rumah (PR) yang dikerjakan secara online melalui Android miliknya, karena teman saya yang hampir tidak memiliki rambut dikepalanya ini memang ketat terhadap anaknya dimana anaknya tidak diberikan Android sendiri. Dan syukurlah Androidnya “sehat”, sehingga tidak mengkhawatirkan ketika dipinjamkan kepada anaknya untuk mengerjakan PR yang dikirimkan gurunya melalui fasilitas Whataap (WA) tersebut, dan saat itu juga dapat diketahui berapa skor yang diperoleh anaknya dalam mengerjakan PR. Untung nggak ada Passing Grade seperti penerimaan CPNS yang juga mengunakan CAT (Computer Assisted Test) atau metode seleksi dengan alat bantu komputer, sehingga tidak menimbulkan rada deg deg sar ketika menerima hasil dari pengerjaan PR tersebut.
“Untung anak saya nggak di Madrasah, sehingga nggak perlu mengerjaakan PR melalui Android Bapaknya” ungkap teman saya yang bertugas dibagian perencana, dimana sontak ungkapan spontas tersebut membuat tertawa rekan rekan sesama pecinta kopi. Tak ketinggalan B dian yang menyeduhkan kopi yang saya pesan. Dan kopipun siap di sruput bersamaan dengan masuknya seorang janda manis beranak satu kewarung tersebut. Senyum manisnya menggantikan salam yang biasa diucapkan seseorang yang baru masuk ruang, senyum itu melupakan pahit kopi yang saya sruput yang belum sempat saya aduk sehingga gulanya masih mengendap. Masuknya perempuan manis kewarung tersebut meski tidak ikut ngopi,  seperti mengabarkan bahwa warung kopi bukan khusus untuk laki laki, seperti profesi perempuan yang wajib hanya untuki perempuan. Begitu juga dengan dunia pendidikan, dimana saat ini bukan sekedar wadah tranver ilmu dari guru, tetapi juga sebagai tempat motivasi pengembangan diri.
Penggunaan HP dan Android bagi anak anak memang menjadi pro dan kontra, terlebih dengan perkembangan tehnologi yang begitu cepatnya dimana Android tersebut dapat diisi apa saja, dimana dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan anak. Namun perkembangan tehnologi yang diikuti dengan perkembangan sistim pendidikan, “memaksa” kita untuk merelakan anak anak menggunakan Android. Hal ini bukan berarti anak anak tersebut wajib mempunyai Android, setidaknya bagi orang tua akan lebih berhati hati dalam menggunakan Android, sehingga Android yang kita miliki bukan hanya”aman” untuk dipinjam suami/istri kita, namun juga anam ketika anak anak meminjam dan menggunakannya.
Penggunaan media online dalam pembelajaran disatu sisi memudahkan para guru dimana tidak perlu mengoreksi satu persatu terhadap kertas ujian yang dilakukan oleh muridnya, juga penghematan terhadap kertas dan pemangkasan terhadap beberapa iotem pengeluaran yang berkaitan dengan ujian seperti pengadaan kertas soal dan honor penilaian. Namun disi lain penggunaan media Informasi Tehnologi (IT) ini juga mengurangi latihan anak anak untuk menulis dengan baik pada buku catatan hariannya, tidak seperti zaman dahulu dimana guru menulis pelajaran pada papan tulis atau setidak tidaknya mendikte dan para murid menuliskannya pada buku tulis miliknya.
Ketika anak saya Tsanawiyah (kebetulan masuk ke Kelas percepatan), saya juga harus membimbingnya untuk membuat slide presentasi dan harus dipresentasikannya di Kelas. Saya kira hal ini bukan hanya melatih anak anak tampil didepan umum, namun mereka juga dituntut penguasaan perkembangan tehnologi sehingga mampu membuat slide yang menarik untuk di presentasikannya. Meskipun saya yakin belum semua guru pada semua tingkatan mampu menggunakan media ini untuk proses pembelajaran. Terlebih pada kelas kelas rendah dimana belum dituntut penggunaan IT sebagai media pembelajarannya.
Penggunaan perangkat IT dalam bentuk CBT (Conmputer Bassed Test) atau tes berbasis komputeruntuk media pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan, namun harus dengan cara yang tepat. Tak ubahnya ramuan kopi dimana bermacam variasi, dimana jika hanya menyeduhkan kopi tanpa gula tidak akan teras manis hanya karena minum dengan melihat janda manis. Atau ramuan rempah wangi dari kopi “ngos ngioosan” juga tidak akan banyak memberikan fungsi jika tidak melihat usia dari penikmatnya. begitupun dengan penggunaan media pembelajaran dengan memanfaatkan tehnologi, berbeda jenis dan pemanfaatannya sesuai dengan tingkatan satuan pendidikan, kemampuan guru dan saraa yang dimiliki, baik lembaaga pendidikan mauoun siswa atau wali siswa, dimana tehnologi tersebut dibuat agar semakin mudah dan bukan semakin sulit atau rumit.
Berbagai fitur yang ada pada internet banyak yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, terlebih ketika lembaga pendidikan dapat memanfaatkan web yang dimilikinya untuk mendukung sistem pendidikan yabng dikembangkannya, dimana dengan adanya web ini siswa dapat mengunduh informasi yang berkaitan dengan pendidikan dari lembaganya. Begitu juga dengan wali siswa dan masyarakat dimana dapat memperoleh informasi yang benar dari eb lembaga tersebut. Beberapa situs yang berkembbang memberikan banyak ruang bagi guru untuk berkreasi, begitu juga dengan siswa dimana banyak situs yanng menawarkan pembelajaran secara online, disinilah peran guru sangat diperlukan untuk pendampingan siswa dalam memperoleh informasi yang benar dibidang pendidikan dan pembelajaran, dimana guru masih sebagai sumber utama dalam tranver ilmu pengetahuan.
Penggunaan HP/Android pada siswa Pendidikan dasar bukan berarti melegalkan atau bahkan mewajibkan piranti canggih tersebut bagi anak anak, namun penggunaan secara terbatas tetap harus dilakukan. Hal ini berkaitan dengan perkembangan anak anak dimana berakibat tidak baik bagi perkembangannya jika terlalu tergantung terhadap piranti tersebut. Penggunaan HP/Android orang tua untuk tugas belajar anak secara tidak langsung  juga akan menyadarkan orrang tua untuk menggunakan Piranti canggih tersebut secara bijak, sehingga tidak membahayakan jika dipergunakan anaknya.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog