BANYUWANGI (Warta Blambangan) Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini tidak lagi sekadar upacara khidmat dan sambutan seremonial. GM FKPPI PC-1325 Banyuwangi hadir dengan gebrakan dahsyat: delapan agenda kolaboratif dalam empat hari penuh inspirasi, membakar semangat gotong royong dari generasi muda untuk Negeri! Dimulai dari Kamis hingga Minggu, 29 Mei–1 Juni 2025, Banyuwangi bersiap jadi medan juang baru untuk membumikan Pancasila secara konkret!
Dengan mengusung tema nasional “Pancasila dalam Tindakan: Semangat Gotong Royong GM FKPPI Membangun Negeri”, kegiatan ini menjadi sinyal kuat bahwa Pancasila bukan tinggal slogan, melainkan urat nadi kehidupan bangsa yang harus terus mengalir di tengah gelombang zaman digital yang terus berubah.
Ketua GM FKPPI Banyuwangi, KH. Ir. Achmad Wahyudi, S.H., M.H., menyatakan dengan lantang bahwa kegiatan ini adalah bentuk perlawanan elegan terhadap pelunturan nilai kebangsaan.
> “Kami tidak sedang mengulang sejarah, kami sedang menciptakannya! Ini bukan seremoni, ini adalah gerakan ideologis, reflektif, dan menyentuh semua lapisan masyarakat—dari balita hingga kaum cendekia!” tegasnya, Sabtu (24/05/2025).
Dari puisi hingga pidato, dari keyboard hingga dzikir, semua diramu dalam semangat nasionalisme dan kolaborasi tanpa batas. Berikut delapan ‘amunisi kebangsaan’ GM FKPPI Banyuwangi:
1. Lomba Puisi Pancasila (29–30 Mei)
Denting kata-kata menyuarakan nurani bangsa! Pemuda dan pelajar akan adu rasa dan makna dalam rangkaian puisi tentang nilai luhur Pancasila.
2. Lomba Lagu Perjuangan (30 Mei)
Nada-nada patriotik akan menggetarkan panggung Banyuwangi! Komunitas musik lokal akan memanaskan panggung dengan semangat cinta Tanah Air.
3. Lomba Pidato Kebangsaan (31 Mei)
Generasi muda diasah bukan hanya pikirannya, tapi juga lidahnya. Inilah momen gladi retorika kebangsaan para siswa SMP dan MTs se-Banyuwangi.
4. Lomba Mewarnai untuk TK/PAUD (31 Mei)
Pelangi kebhinekaan dimulai sejak dini! Anak-anak kecil akan menggenggam krayon, namun di dalamnya tertanam bibit nasionalisme masa depan.
5. Diskusi Publik “Membumikan Pancasila di Era Digital” (31 Mei)
Bukan sekadar bincang, ini medan tempur intelektual! Para ahli dan aktivis akan membedah tantangan aktualisasi Pancasila di dunia digital yang sarat disrupsi.
6. Dzikir & Ngaji Kebangsaan: “Pancasila dalam Perspektif Al-Qur’an” (1 Juni)
Di tengah doa dan lantunan ayat suci, nilai-nilai kebangsaan dirangkai dalam harmoni spiritual. Menyatukan langit dan bumi dalam satu tarikan nafas Pancasila.
7. Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila (1 Juni)
Momentum sakral yang dirancang penuh simbolik, bukan hanya untuk mengenang, tapi untuk menghidupkan kembali semangat para pendiri bangsa.
8. Inagurasi Malam Puncak: Kolaborasi Keyboard & Suara Emas Banyuwangi (1 Juni)
Tarian nada, ledakan suara emas, dan permainan harmoni jadi penutup spektakuler dalam panggung kolaborasi lintas generasi!
Ir. Achmad Wahyudi menyerukan keterlibatan total masyarakat:
> “Tidak ada sekat. Tidak ada ‘kami dan mereka’. Semua warga Banyuwangi adalah keluarga besar GM FKPPI hari ini! Ini panggilan sejarah: satukan energi, wujudkan Indonesia dengan nafas Pancasila!” ujarnya menggugah.
Dengan orkestra kegiatan yang menyentuh seluruh sisi kehidupan—pendidikan, seni, agama, dan wacana kebangsaan—GM FKPPI Banyuwangi benar-benar membuktikan bahwa Pancasila bukan doktrin masa lalu, melainkan suluh masa depan.
Banyuwangi tidak hanya akan merayakan Hari Lahir Pancasila. Banyuwangi akan menghidupkannya, menggetarkannya, menggemakannya!
Bangkitlah, semangat juang Pancasila! Dari ujung Genteng hingga Wongsorejo, dari anak TK hingga para tokoh—semua menyatu dalam denyut Merah Putih!
(Sumber: Biro Publikasi dan Dokumentasi GM FKPPI PC-1325 Banyuwangi)